Assesment Mind Space ID

Assesment Mind Space
  • Introduction
Hallo!

 

Teman-teman yang saya hormati,

 

Berikut nantinya terdapat beberapa tahapan.

Setelah mendengarkan penjelasan dan mengisi identitas serta informed consent, Anda diminta menjawab pertanyaan yang disediakan. Pernyataan tersebut berkaitan dengan kondisi Anda dalam beberapa hari terakhir. Silakan Anda merespon setiap pernyataan dengan cara memilih satu alternatif jawaban yang paling sesuai dengan kondisi Anda. Semua jawaban benar dan tidak ada jawaban yang salah asalkan sesuai dengan kondisi yang Anda rasakan dalam beberapa hari terakhir.

Setelah Anda merespon semua pernyataan Anda akan dapat mengetahui skor Anda yang nantinya akan menentukan tahapan aktivitas yang dapat Anda lakukan.

Tahapan berikutnya adalah berupa langkah terapi yang diikuti setiap sesinya sesuai dengan instruksi yang diberikan.

 

Terima kasih atas partisipasi Anda dalam kegiatan ini.

 

Salam,
Mindspace Team

 

 

 

Skenario TMTR (Think-Manage-Talk-Reflection) sebagai Tahapan Awal

 

Tahap 1 “How we think” : Psikoedukasi dan restrukturisasi kognitif

Perkenalan, pengisian informed consent, dan tes awal  
 

A. Perkenalan :

Selamat datang di aplikasi MindSpace ID, diharapkan aplikasi MindSpace ID dapat menjadi tempat yang nyaman bagi Anda dari hal-hal yang mengganggu perasaan Anda. Sebelum kita memulai tahapan pada hari ini, kita akan berdo’a terlebih dahulu agar semua proses bisa berjalan lancar dan mendapatkan manfaat yang berarti.

 

 

B. Tujuan Terapi

Terapi yang Anda dapatkan bertujuan untuk menurunkan gejala kecemasan dan depresi yang Anda rasakan dengan menentang pikiran dan perasaan yang salah.

 

 

Audio

 

 

 

C. Peraturan Terapi

Berikut aturan dalam terapi ini :

Pertama, Anda diminta mengikuti pelaksanaan terapi dari awal sampai tahap akhir dengan menandatangani informed consent atau kesediaan persetujuan. 

Kedua, selama terapi berlangsung Anda bersedia mengikuti peraturan dan instruksi yang tertera di layar monitor dan yang akan disampaikan secara audio. Audio akan muncul ketika Anda menekan tombol audio di setiap bagian instruksi. 

Terakhir, Anda perlu bersedia mengutarakan masalah dan berkeinginan untuk menyelesaikan masalah tersebut.

 

 

Audio

 

 

 

C. Informed Consent

Sebelum kita mulai rangkaian asesmen dan terapi, silahkan Anda lengkapi formulir informed consent berikut ini. 

Pada bagian pertama silahkan Anda menuliskan identitas mencakup Nama (boleh inisial), Jenis Kelamin, Usia, Alamat, dan Pekerjaan. Pada bagian berikutnya silahkan membaca dan mencermati pernyataan yang tersedia dengan seksama. Perlu diingat bahwa kesediaan Anda mengikuti seluruh rangkaian asesmen dan terapi adalah tanpa paksaan atau bersifat sukarela. Bagian terakhir silahkan menekan tombol setuju jika Anda menyetujui, tombol tidak setuju jika Anda tidak menyetujui dan tidak bersedia mengikuti rangkaian tahapan ini sehingga bisa kembali pada halaman awal aplikasi.




 

 

Audio

 

 

Lengkapi Form Informed Consent Dibawah Ini:

 

D. Tes Awal

Anda akan dihadapkan dengan berbagai pernyataan. Baca pernyataan dan pilih salah satu dari nomor 0, 1, 2 atau 3, yang menunjukan kondisi Anda satu minggu terakhir. Tidak ada jawaban salah atau benar. Jangan menghabiskan waktu terlalu banyak untuk menjawab setiap pernyataan. secara terperinci skor 0 adalah untuk kondisi tidak pernah dialami, skor 1 adalah untuk kondisi kadang dialami, skor 2 adalah untuk sering dialami, dan skor 3 adalah untuk sangat sering dialami.




 

 

Audio

 

 

Baca pernyataan dan pilih salah satu dari nomor 0, 1, 2 atau 3, yang menunjukan kondisi Anda satu minggu terakhir. Tidak ada jawaban salah atau benar. Jangan menghabiskan waktu terlalu banyak untuk menjawab setiap pernyataan.

Hasil Skor Anda Berada Pada Kategori: Normal

Hasil Skor Anda Berada Pada Kategori: Ringan

Hasil Skor Anda Berada Pada Kategori: Sedang

Hasil Skor Anda Berada Pada Kategori: Parah

Hasil Skor Anda Berada Pada Kategori: Sangat Parah

 

 

Brief CBT, Teknik Socrates, dan Desensitisasi sistematis

CBT adalah terapi psikologi berdasarkan teori belajar sosial dimana Anda akan diajarkan bentuk perilaku-perilaku baru yang lebih adaptif terhadap rangsangan yang dihindari dengan cara merubah kognisi atau pikiran yang maladaptif (Lahey, 2012). Landasan dari CBT yaitu bahwa setiap permasalahan psikologis pasti memiliki kaitan dan interaksi antara elemen pikiran, elemen emosional, dan elemen perilaku. Elemen pikiran mengacu pada pemikiran, keyakinan, interpretasi, dan gaya pemrosesan informasi Anda, serta strategi mental yang diterapkan untuk mengatasi setiap masalah yang dihadapi. Elemen emosional mengacu pada keadaan perasaan subjektif yang dialami seperti sedih, marah, takut, dan proses sensasi fisiologis terkait. Elemen perilaku merujuk pada respon yang tampak maupun tidak terkait dengan stimulus yang ada (Tolin, 2016).

 

 

1.Asesmen dan diagnosa awal

Asesmen dan diagnosa awal telah dilakukan sebelumnya, yaitu saat terapis menggali permasalahan Anda melalui wawancara. Berikutnya hal tersebut digunakan untuk penegakkan diagnosis terhadap kecemasan atau depresi yang Anda alami.

 

 

 

2.Mencari emosi negatif, pola pikir yang salah dan keyakinan utama yang berhubungan dengan permasalahan

Sesi awal yang akan kita jalani yaitu mencari emosi negatif yang menyertai distorsi pikiran saat Anda menghadapi situasi kecemasan. Kemudian terapis akan menjelaskan hubungan antara emosi, distorsi pikiran, dan perilaku yang berhubungan dengan gangguan kecemasan atau depresi yang Anda alami. Selanjutnya distorsi pikiran yang telah didapatkan akan diuji kebenarannya dengan dialog socratic untuk menunjukkan pada Anda bahwa terjadi kekeliruan dalam berpikir yang menyebabkan Anda memiliki kecemasan atau depresi.

 

 

 

3. Menyusun rencana penanganan dan penjelasan konsekuensi

Pada sesi ini, terapis akan menjelaskan teknik yang akan digunakan dalam CBT yaitu desensitisasi sistematis dan penjelasan kemungkinan konsekuensi negatif dan positif yang akan Anda alami. Desensitisasi sistematis adalah prosedur terapi yang dilaksanakan berdasarkan prinsip classical conditioning. Pada desensitisasi sistematis, Anda akan diminta untuk membayangkan beberapa situasi yang memancing reaksi kecemasan yang telah disusun di tahap hirarki kecemasan dan jika di saat yang bersamaan reaksi kecemasan muncul maka Anda akan diajarkan untuk latihan relaksasi. Proses ini akan terus diulangi secara bertahap sampai Anda tidak lagi merasa cemas jika berhadapan dengan situasi yang sama yang memancing kecemasan Anda tersebut.

 

 

 

4. Formulasi status dan fokus penanganan

Pada sesi ini, formulasi status yang dilakukan adalah terapis memberikan feedback atas kemajuan dan perkembangan Anda dalam proses terapi. Selain itu dalam sesi ini terapis juga mengevaluasi konsekuensi negatif ataupun positif yang Anda rasakan untuk memastikan bahwa terapi berjalan dengan seharusnya.

 

 

5. Pencegahan relapse

Sesi ini merupakan sesi terakhir yang berisi langkah-langkah untuk meyakinkan Anda dalam merubah cara berpikir dan perilaku menjadi lebih adaptif jika menghadapi situasi cemas di masa mendatang, agar gejala-gejala cemas atau depresi tidak kembali Anda rasakan.

 

 

Analisis fungsional hubungan antara distorsi pikiran, emosi, dan perilaku

Selanjutnya Anda akan diberikan penjelasan terkait dengan konsep dasar CBT atau teori Cognitive Behavior Therapy dimana teori ini mengungkapkan bahwa pola pikir manusia terbentuk dari rangkaian stimulus – kognisi – respon (SKR) yang saling berkaitan membentuk jaringan SKR dalam proses kognitif manusia yang menjadi penentu seseorang dalam berpikir, merasa dan bertindak. Hal ini mempengaruhi Anda dalam menilai dan menginterpretasikan suatu kejadian yang kemudian berdampak pada emosi dan tindakan. 

Rangkaian SKR ini menjelaskan bahwa peristiwa yang terjadi dalam kehidupan, melahirkan interpretasi kognisi yang kemudian dari kognisi ini akan menimbulkan reaksi emosi dan perilaku. Jika suatu kejadian melahirkan kognisi atau pikiran negatif, maka emosi dan perilaku yang menjadi respon adalah negatif. Begitu pula sebaliknya.

Dalam menghadapi suatu stimulus, kita akan memberikan respon atas stimulus yang datang baik itu respon psikologis, fisik, maupun perilaku. Dalam hal ini, respon ini tidak secara otomatis muncul karena adanya stimulus tersebut, melainkan ada proses kognisi yang berperan. Jika dijabarkan setelah stimulus datang, seseorang akan menggunakan pikirannya untuk memunculkan respon.

Misalnya “saat saya masih SD, saya pernah melihat adik saya jatuh dari pohon kelapa saat memanjat sehingga mengalami luka di kaki” (peristiwa atau stimulus) kemudian respon yang ditunjukkan adalah “sedih dan tidak mau naik pohon atau mendekati tempat yang tinggi” (respon). Sebelum dari peristiwa menuju respon, terdapat kognisi yang berperan sehingga seseorang membuat respon “saya tidak mau mendekati tempat yang tinggi karena bisa berbahaya bahkan sampai cedera jika tidak berhati-hati” (kognisi).

 

 

 

Worksheet SKR atau peta masalah

Dari peristiwa yang sudah diceritakan, Anda diminta untuk membuat rumusan masalah dengan worksheet SKR atau peta masalah. Tujuan dari membuat peta masalah adalah membuat gambaran jelas mengenai penyebab munculnya masalah atau gangguan, pikiran, perasaan, dan gejala fisik yang menyertainya sehingga memunculkan perilaku yang dipertahankan hingga kini.

 

Peristiwa A

Peristiwa B

Peristiwa C

Identifikasi kebenaran distorsi pikiran dengan dialog socratic

Setelah menyelesaikan worksheet, Anda diminta untuk membaca ulang worksheet atau lembar kerja yang telah dikerjakan tersebut. Setelah itu akan dibacakan beberapa pertanyaan yang bertujuan untuk melatih Anda dalam membentuk jalan pikiran yang lebih rasional sehingga nantinya menjadi pikiran otomatis.

Selanjutnya mari kita belajar untuk membuktikan kebenaran pikiran negatif yang sudah Anda tuliskan di worksheet atau lembar kerja dengan pertanyaan-pertanyaan yang berfungsi merefleksikan dengan kenyataan yang sebenarnya. Tujuannya adalah agar kita menyadari pikiran sebenarnya, memeriksa pikiran kita yang masih keliru, dan perlu menggantinya dengan pikiran yang lebih adaptif. Sekarang mari kita coba satu persatu.

Kami akan memberikan kesimpulan secara singkat. Dalam prinsip pikiran dan perilaku, ketika seseorang berpikir tentang sesuatu yang melemahkan, maka perilaku dan perasaan yang muncul adalah juga sejalan dengan pikirannya. Oleh sebab itu, kita perlu berpikir secara positif untuk menghasilkan perilaku dan perasaan yang positif.

 
Terima kasih diucapkan…

Terima kasih telah mengikuti dan menyesaikan rangkaian Tahap 1 “How we think”. Silahkan menutup sesi ini dengan membaca doa menurut keyakinan Anda.

Select the fields to be shown. Others will be hidden. Drag and drop to rearrange the order.
  • Image
  • SKU
  • Rating
  • Price
  • Stock
  • Availability
  • Add to cart
  • Description
  • Content
  • Weight
  • Dimensions
  • Additional information
Click outside to hide the comparison bar
Compare